Americano pagi ini rasanya lebih pahit dari biasanya. Atau mungkin cuma perasaan aku aja karena kemarin malem akhirnya aku duduk beneran, buka Excel, breakdown income November 2025.

Total: $300. Atau sekitar 4,8 juta rupiah.
Dari SATU klien.
Dan klien itu? Teman sendiri.
Ini bukan cerita motivasi soal “bangkit dari keterpurukan”. Ini cerita jujur soal bulan paling suram sejak aku jadi freelancer full-time.
Bassist Black Metal ke Income 6 Juta: Restart di Usia 32
November 2025: Bulan di Mana Semua Serba Salah
Aku udah bilang di artikel pertama blog ini: income freelancer itu TIDAK STABIL. Kadang 12 juta, kadang 15 juta. Tapi November kemarin? 4,8 juta.
Bahkan lebih rendah dari UMR Jakarta.
Lebih rendah dari gaji aku dulu di Dinas Sosial.
Dan yang bikin tambah menyebalkan: Instagram aku disable permanen tanggal 3 November. Channel yang aku pakai buat cari klien lewat DM dan story mention—hilang gitu aja.
Awal November aku masih optimis. “Gak apa-apa, masih ada Twitter, masih ada LinkedIn, masih ada referral dari klien lama.”
Ternyata gak segampang itu.
Breakdown Income November 2025 (Real Talk, No Bullshit)
| Sumber | Proyek | Total |
| Teman (freelance project) | WordPress landing page customization + SEO basic setup | $300 (~Rp 4.800.000) |
| TOTAL | Rp 4.800.000 |
Iya. Segitu doang.
Gak ada maintenance klien lama (kontrak habis Oktober, gak diperpanjang).
Gak ada proyek Shopify (November sepi request).
Gak ada client baru dari Instagram (ya iyalah, udah disable).
Gak ada cold email yang direspons (kirim 15 email, bales cuma 2, dan itu pun cuma “thanks, will consider”).
Yang ada cuma satu teman dari komunitas developer Indonesia yang butuh bantuan bikin landing page WordPress buat bisnis kecil-kecilan dia. Bayaran? $300. Karena dia tahu aku lagi susah, dia bahkan transfer di muka 50% tanpa diminta.
Dan itu yang bikin lebih menyakitkan: dapet kerjaan karena dikasihani teman, bukan karena skill atau portofolio.
Hidup di Da Nang dengan 4,8 Juta Sebulan: Ketat Banget
Biaya hidup aku di Da Nang November kemarin:
- Sewa kontrakan: 4 juta VND (~Rp 2.500.000)
- Makan sehari-hari: ~Rp 1.200.000 (udah turun drastis, banyak masak sendiri)
- Kopi: ~Rp 500.000 (turun dari biasanya 800ribu, sekarang bikin espresso sendiri lebih sering)
- Internet & listrik: ~Rp 300.000
- Transport (Grab/motor): ~Rp 200.000
- Nabung/darurat: Rp 0 (gak ada sisa)
Total pengeluaran: ~Rp 4.700.000
Sisa? 100 ribu.
Seratus ribu buat sebulan ke depan sebelum ada income masuk lagi.
Aku gak punya THR. Gak punya BPJS. Gak punya asuransi. Kalau sakit, ya kelar.
Dan yang paling nyesek: aku gak bisa pulang Indonesia Desember ini karena tiket mahal + duit pas-pasan. Jadi Natal sama Tahun Baru bakal aku lewatin sendiri di kontrakan kecil ini.
Sempat Bingung: Balik Kantoran atau Terus Bertahan?
Pertengahan November, pas invoice $300 masuk dan aku tahu gak ada proyek lain, aku duduk di kafe langganan sambil mikir keras.
“Apa aku salah pilih jalan?”
Otak aku mulai ngitung-ngitung:
- Kalau balik Indonesia, cari kerja kantoran lagi, minimal dapet 7-8 juta sebulan.
- Ada BPJS, ada cuti, ada THR, ada kepastian.
- Gak perlu stress mikirin klien ghosting atau invoice telat.
Tapi terus aku inget:
- Aku resign dari Dinas Sosial buat apa?
- Aku kabur ke Vietnam buat apa?
- Aku survive 3 tahun buat apa? Buat nyerah sekarang?
Dan jawaban tersulit: “Kalau balik kantoran, aku bakal happy? Atau cuma aman tapi mati rasa lagi?”
Espresso ketiga hari itu mulai dingin. Aku gak punya jawaban pasti.
Yang aku tahu cuma: aku belum mau nyerah.
Plot Twist: Bikin Band Project “Midnight Anthem Project”
Di tengah kebingungan income yang zonk, aku mulai ngerasa hidup cuma soal survive doang. Invoice, deadline, makan, tidur, repeat. Gak ada yang bikin aku ngerasa hidup.
Terus aku inget: 13 tahun aku gak serius bikin musik.
Band black metal dulu bubar karena aku dibuang. RF Demonic bikin aku burnout dan DO. Kerja kantoran bikin aku mati rasa. Freelancing bikin aku stress keuangan.
Tapi musik? Musik gak pernah nyakitin aku. Musik cuma dikurangi dari hidup aku.
Jadi aku putuskan: fuck it, aku bikin band project sendiri.
Namanya Midnight Anthem Project. Bukan band beneran dengan personil, cuma solo project yang aku garap sendiri. Genre metalcore/emo/post-hardcore—jauh dari black metal dulu, lebih deket ke sesuatu yang bisa ngerepresentasiin perasaan aku sekarang.
Aku beli domain murah, bikin logo pake Canva gratisan, setup social media lengkap (Instagram, TikTok, dan X.com semuanya @MAPMusicID), record demo pertama di kontrakan pake laptop jadul dan audio interface Behringer seharga 1 jutaan.
Mixing? Seadanya.
Mastering? Preset gratisan.
Budget produksi? Nol rupiah (semua pakai software gratisan atau cracked—ya, aku gak munafik soal ini).
Instagram Baru: @benxvolt (1 Desember 2025)
Tanggal 1 Desember 2025 kemarin—hampir sebulan setelah akun lama aku disable—aku akhirnya bikin Instagram baru: @benxvolt.
Kenapa baru sekarang? Karena aku males banget mulai dari nol lagi. 30 ribu followers hilang, sekarang cuma 2 followers (dan itu kayaknya bot). Post? Gak ada. Bio? Masih kosong. Profile picture? Screenshot logo Midnight Anthem Project yang aku crop asal-asalan.
Rasanya kaya mundur 12 tahun ke belakang. Tahun 2013 dulu pertama kali bikin Instagram, followers juga 0. Bedanya: dulu aku masih optimis. Sekarang? Cuma capek dan sinis.
Tapi ya sudahlah. Instagram bukan prioritas lagi. Sekarang fokusnya ke blog ini sama musik. Instagram cuma jadi pelengkap, bukan channel utama kayak dulu.
Mau follow @benxvolt? Terserah lu. Mau nunggu sampai ada konten dulu? Lebih bijak.
Kalau kamu belum tau cerita cebelumnya Bassist Black Metal ke Income 6 Juta: Restart di Usia 32
23 November 2025: Rilis Single Pertama “Whispers In The Rain”
Tanggal 23 November 2025, aku rilis single pertama Midnight Anthem Project berjudul “Whispers In The Rain”.
Lagu ini tentang:
- Restart hidup di usia yang katanya “udah terlambat”
- Income gak stabil tapi tetep jalan
- Instagram mati, tapi hidup belum
- Espresso pagi yang jadi satu-satunya konsistensi
Lirik opening-nya:
“Streetlights bleed through the downpour, painting the asphalt gold
Another lonely evening, a story left untold
Your silhouette in the window, a ghost I used to know
Haunted by the echoes of a love that couldn’t grow”
Aku upload ke semua major platform: Spotify, Apple Music, YouTube Music, Deezer, Tidal, Amazon Music. Pakai distributor Ditto Music.
Promosi? Cuma post di akun band @MAPMusicID (Instagram 14,9K followers, TikTok 7 followers, X.com 929 followers), Twitter / x.com personal (790 followers), LinkedIn (22 connections), sama blog ini yang masih visitor-nya nol besar.
Hasil minggu pertama: 9 streams.
Gak banyak. Tapi aku gak peduli.
Ini bukan buat viral. Ini buat ngingetin diri sendiri bahwa aku masih bisa bikin sesuatu selain invoice dan deadline.
Kenapa Aku Rilis Musik di Bulan Terburuk Secara Finansial?
Orang mungkin mikir: “Lu lagi bokek masa malah bikin musik? Harusnya fokus cari klien!”
Dan itu BENAR.
Tapi aku udah coba fokus cari klien. Cold email? Gak ada yang bales serius. LinkedIn outreach? Zona. Job board freelance? Kompetisi ketat banget, harga diunderbid sama developer India/Pakistan.
Aku capek cuma jadi mesin invoice.
Kalau hidup cuma soal “dapet klien, ngerjain proyek, dapet bayaran, repeat”—terus apa bedanya sama kerja kantoran yang dulu bikin aku resign?
Jadi aku putuskan: hidup harus ada sesuatu yang gak bisa diukur pakai rupiah.
Buat aku, itu musik.
“Whispers In The Rain” mungkin cuma didengerin 9 orang. Tapi 9 orang itu lebih bermakna daripada invoice $300 yang cuma buat bayar kontrakan.
Karena musik itu bukti bahwa aku masih hidup, bukan cuma survive.
Rencana Desember 2025: Harus Naik atau Mati
Aku gak bisa hidup dengan 4,8 juta terus-terusan. Desember harus lebih baik.
Rencana aku:
1. Gaspol Cari Klien Baru
- Cold email 50 target (startup lokal Indonesia, agency kecil)
- Revamp portofolio website (sekarang masih jelek banget)
- Join komunitas freelancer baru (Discord, Slack)
2. Maintenance Klien Lama (yang masih ada)
- Follow-up 3 klien lama yang kontraknya abis, tawarkan paket maintenance murah
- Kasih diskon 20% buat yang mau extend
3. Diversifikasi Income
- Coba bikin digital product: WordPress theme atau plugin sederhana
- Jual template di Gumroad/ThemeForest (meskipun realistis gak bakal langsung laku)
4. Tetep Lanjutin Midnight Anthem Project
- Record 2 single lagi buat rilis Januari & Februari
- Bikin behind the scene content di blog ini
- Gak berharap dapet income dari musik, tapi setidaknya ada portfolio kreatif
Target income Desember: minimal 8 juta.
Realistis? Entahlah. Tapi aku harus coba.
Lesson Learned dari November yang Suram
1. Income Freelancer Itu Rollercoaster, dan Lu Harus Siap Jatuh
Gak ada yang jamin bulan depan bakal lebih baik. Oktober aku dapet 12 juta, November cuma 4,8 juta. Desember? Bisa 15 juta, bisa juga 3 juta.
Yang penting: jangan panik, tapi juga jangan denial.
2. Platform Digital Bukan Milik Lu
Instagram 30k followers hilang dalam semalam. Tanpa warning. Tanpa alasan jelas.
Makanya sekarang fokus ke blog sendiri (benx.id) dan email list (meskipun masih 0 subscriber).
3. Hidup Harus Ada yang Lebih dari Sekadar Income
Kalau lu cuma hidup buat ngejar duit, pas duitnya zonk, lu bakal ngerasa hidup lu gak ada artinya.
Buat aku, musik jadi pengingat: “Lu masih bisa bikin sesuatu, meskipun invoice lu cuma $300.”
4. Teman yang Beneran Peduli Itu Langka
Teman yang ngasih proyek $300 itu gak harus ngasih. Dia bisa cari developer lain yang lebih murah. Tapi dia milih aku karena dia tahu aku lagi susah.
Dan itu lebih berharga dari klien yang bayar $1000 tapi toxic.
Penutup: Ini Bukan Cerita Comeback, Ini Cuma Dokumentasi Survival
Aku gak tahu bulan depan bakal lebih baik atau lebih buruk. Yang pasti: aku masih hidup.
Income November cuma 4,8 juta? Ya sudah.
Single pertama cuma 127 streams? Ya sudah.
Instagram mati permanen? Ya sudah.
Yang penting: aku belum nyerah.
Dan selama espresso pagi masih ada, selama laptop masih nyala, selama aku masih bisa ngetik kode atau ngerekam lagu—berarti aku belum mati.
Restart bukan berarti sukses. Restart cuma berarti belum mati.
Americano kedua hari ini udah dingin. Tapi artikel ini selesai. Bulan depan aku bakal spill breakdown income Desember—entah naik atau makin anjlok.
Kalau lu suka cerita tanpa bullshit kayak gini, bookmark blog ini. Atau follow Midnight Anthem Project di Spotify, atau socmed @MAPMusicID (Instagram/TikTok/X.com). Atau jangan, terserah lu.
—BENX
Kontrakan kecil, Da Nang, Vietnam
5 Desember 2025
Stream “Whispers In The Rain” – Midnight Anthem Project
🎵 Spotify: https://open.spotify.com/track/4GSRkj4ZQPf8Id4Aec50kR?si=670f6118444c4f18
🎵 Apple Music: https://music.apple.com/us/song/whispers-in-the-rain/1852653163
🎵 YouTube Music: https://music.youtube.com/watch?v=iBNOsQb_L-k&si=ANWKRHrXGpKUMe4E

1 thought on “Breakdown Income November 2025: Cuma $300 dari Teman Sendiri”